Kamis, 27 November 2008

DIABETES MELLITUS

A. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner dan Suddarth, 2002).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

B. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :
  1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
  2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
  3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
  4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)
C. Etiologi
  • Diabetes tipe I:
  1. Faktor genetik
    Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.
  2. Faktor-faktor imunologi
    Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan insulin endogen.
  3. Faktor lingkungan
    Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi selbeta.
  • Tipe II
    Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :
  1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)
  2. Obesitas
  3. Riwayat keluarga
D. Tanda dan Gejala
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
Menurut Supartondo, gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut yang sering ditemukan adalah :
1. Katarak
2. Glaukoma
3. Retinopati
4. Gatal seluruh badan
5. Pruritus Vulvae
6. Infeksi bakteri kulit
7. Infeksi jamur di kulit
8. Dermatopati
9. Neuropati perifer
10. Neuropati viseral
11. Amiotropi
12. Ulkus Neurotropik
13. Penyakit ginjal
14. Penyakit pembuluh darah perifer
15. Penyakit koroner
16. Penyakit pembuluh darah otak
17. Hipertensi

Osmotik diuresis akibat glukosuria tertunda disebabkan ambang ginjal yang tinggi, dan dapat muncul keluhan nokturia disertai gangguan tidur, atau bahkan inkontinensia urin. Perasaan haus pada pasien DM lansia kurang dirasakan, akibatnya mereka tidak bereaksi adekuat terhadap dehidrasi. Karena itu tidak terjadi polidipsia atau baru terjadi pada stadium lanjut.
Penyakit yang mula-mula ringan dan sedang saja yang biasa terdapat pada pasien DM usia lanjut dapat berubah tiba-tiba, apabila pasien mengalami infeksi akut. Defisiensi insulin yang tadinya bersifat relatif sekarang menjadi absolut dan timbul keadaan ketoasidosis dengan gejala khas hiperventilasi dan dehidrasi, kesadaran menurun dengan hiperglikemia, dehidrasi dan ketonemia. Gejala yang biasa terjadi pada hipoglikemia seperti rasa lapar, menguap dan berkeringat banyak umumnya tidak ada pada DM usia lanjut. Biasanya tampak bermanifestasi sebagai sakit kepala dan kebingungan mendadak.
Pada usia lanjut reaksi vegetatif dapat menghilang. Sedangkan gejala kebingungan dan koma yang merupakan gangguan metabolisme serebral tampak lebih jelas.




E
. Patofisiologi/Pathways


F. Pemeriksaan Penunjang
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl)
Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa darah sewaktu
- Plasma vena
- Darah kapiler
Kadar glukosa darah puasa
- Plasma vena
- Darah kapiler

<>


<110>

100-200
80-200


110-120
90-110

>200
>200


>126
>110
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl


G. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi diabetes mellitus adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi komplikasi vaskuler serta neuropati. Tujuan terapeutik pada setiap tipe diabetes adalah mencapai kadar glukosa darah normal.
Ada 5 komponen dalam penatalaksanaan diabetes :
1. Diet
2. Latihan
3. Pemantauan
4. Terapi (jika diperlukan)
5. Pendidikan

H. Pengkajian
? Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
? Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
? Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.

? Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
? Integritas Ego
Stress, ansietas
? Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
? Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus, penggunaan diuretik.
? Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan penglihatan.
? Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
? Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
? Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

I. Masalah Keperawatan
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
2. Kekurangan volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Resiko terjadi injury

J. Intervensi
1. Resiko tinggi gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan masukan oral, anoreksia, mual, peningkatan metabolisme protein, lemak.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
? Pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrien yang tepat
? Berat badan stabil atau penambahan ke arah rentang biasanya
Intervensi :
? Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi.
? Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.
? Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen / perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai dengan indikasi.
? Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan (nutrien) dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransinya melalui oral.
? Libatkan keluarga pasien pada pencernaan makan ini sesuai dengan indikasi.
? Observasi tanda-tanda hipoglikemia seperti perubahan tingkat kesadaran, kulit lembab/dingin, denyut nadi cepat, lapar, peka rangsang, cemas, sakit kepala.
? Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah.
? Kolaborasi pemberian pengobatan insulin.
? Kolaborasi dengan ahli diet.

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Kriteria Hasil :
Pasien menunjukkan hidrasi yang adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urin tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi :
? Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan TD ortostatik
? Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul
? Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan, penggunaan otot bantu nafas
? Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
? Pantau masukan dan pengeluaran
? Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 ml/hari dalam batas yang dapat ditoleransi jantung
? Catat hal-hal seperti mual, muntah dan distensi lambung.
? Observasi adanya kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur
? Kolaborasi : berikan terapi cairan normal salin dengan atau tanpa dextrosa, pantau pemeriksaan laboratorium (Ht, BUN, Na, K)

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolik (neuropati perifer).
Tujuan : gangguan integritas kulit dapat berkurang atau menunjukkan penyembuhan.
Kriteria Hasil :
Kondisi luka menunjukkan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi :
? Kaji luka, adanya epitelisasi, perubahan warna, edema, dan discharge, frekuensi ganti balut.
? Kaji tanda vital
? Kaji adanya nyeri
? Lakukan perawatan luka
? Kolaborasi pemberian insulin dan medikasi.
? Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.

4. Resiko terjadi injury berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan
Tujuan : pasien tidak mengalami injury
Kriteria Hasil : pasien dapat memenuhi kebutuhannya tanpa mengalami injury
Intervensi :
? Hindarkan lantai yang licin.
? Gunakan bed yang rendah.
? Orientasikan klien dengan ruangan.
? Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
? Bantu pasien dalam ambulasi atau perubahan posisi

DAFTAR PUSTAKA

Luecknote, Annette Geisler, Pengkajian Gerontologi alih bahasa Aniek Maryunani, Jakarta:EGC, 1997.

Doenges, Marilyn E, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 1999.

Carpenito, Lynda Juall, Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 alih bahasa YasminAsih, Jakarta : EGC, 1997.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Ikram, Ainal, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 1996.

Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002

Read More............

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ENDOMETRIOSIS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ENDOMETRIOSIS
I. Defenisi
Endometriosis merupakan suatu kondisi yang dicerminkan dengan keberadaan dan pertumbuhan jaringan endometrium di luar uterus. Jaringan endometrium itu bisa tumbuh di ovarium, tuba falopii, ligamen pembentuk uterus, atau bisa juga tumbuh di apendiks, colon, ureter dan pelvis.
( Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta)

II. Etiologi
Ada beberapa faktor resiko penyebab terjadinya endometriosis, antara lain:
1 Wanita usia produktif ( 15 – 44 tahun )
2 Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang pendek (<27>7 hari)
4 Spotting sebelum menstruasi
5 Peningkatan jumlah estrogen dalam darah
6 Keturunan : memiliki ibu yang menderita penyakit yang sama.
7 Memiliki saudara kembar yang menderita endometriosis
8 Terpapar Toksin dari lingkungan
Biasanya toksin yang berasal dari pestisida, pengolahan kayu dan produk kertas, pembakaran sampah medis dan sampah-sampah perkotaan.
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica:Jakarta.)

III. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala endometriosis antara lain :
1. Nyeri :
• Dismenore sekunder
• Dismenore primer yang buruk
• Dispareunia
• Nyeri ovulasi
• Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
• Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
• Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter

2. Perdarahan abnormal
• Hipermenorea
• Menoragia
• Spotting sebelum menstruasi
• Darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi

3. Keluhan buang air besar dan buang air kecil
• Nyeri sebelum, pada saat dan sesudah buang air besar
• Darah pada feces
• Diare, konstipasi dan kolik
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta.
www.google.com.)

IV. Patofisiologi
Endometriosis dipengaruhi oleh faktor genetik. Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih besar terkena penyakit ini juga. Hal ini disebabkan adanya gen abnormal yang diturunkan dalam tubuh wanita tersebut.
Gangguan menstruasi seperti hipermenorea dan menoragia dapat mempengaruhi sistem hormonal tubuh. Tubuh akan memberikan respon berupa gangguan sekresi estrogen dan progesteron yang menyebabkan gangguan pertumbuhan sel endometrium. Sama halnya dengan pertumbuhan sel endometrium biasa, sel-sel endometriosis ini akan tumbuh seiring dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.

Faktor penyebab lain berupa toksik dari sampah-sampah perkotaan menyebabkan mikoroorganisme masuk ke dalam tubuh. Mkroorganisme tersebut akan menghasilkan makrofag yang menyebabkan resepon imun menurun yang menyebabkan faktor pertumbuhan sel-sel abnormal meningkat seiring dengan peningkatan perkembangbiakan sel abnormal.
Jaringan endometirum yang tumbuh di luar uterus, terdiri dari fragmen endometrial. Fragmen endometrial tersebut dilemparkan dari infundibulum tuba falopii menuju ke ovarium yang akan menjadi tempat tumbuhnya. Oleh karena itu, ovarium merupakan bagian pertama dalam rongga pelvis yang dikenai endometriosis.



Sel endometrial ini dapat memasuki peredaran darah dan limpa, sehingga sel endomatrial ini memiliki kesempatan untuk mengikuti aliran regional tubuh dan menuju ke bagian tubuh lainnya.
Dimanapun lokasi terdapatnya, endometrial ekstrauterine ini dapat dipengaruhi siklus endokrin normal. Karena dipengaruhi oleh siklus endokrin, maka pada saat estrogen dan progesteron meningkat, jaringan endometrial ini juga mengalami perkembangbiakan. Pada saat terjadi perubahan kadar estrogen dan progesteron lebih rendah atau berkurang, jaringan endometrial ini akan menjadi nekrosis dan terjadi perdarahan di daerah pelvic.
Perdarahan di daerah pelvis ini disebabkan karena iritasi peritonium dan menyebabkan nyeri saat menstruasi (dysmenorea).
Setelah perdarahan, penggumpalan darah di pelvis akan menyebabkan adhesi/perlekatan di dinding dan permukaan pelvis. Hal ini menyebabkan nyeri, tidak hanya di pelvis tapi juga nyeri pada daerah permukaan yang terkait, nyeri saat latihan, defekasi, BAK dan saat melakukan hubungan seks.

Adhesi juga dapat terjadi di sekitar uterus dan tuba fallopii. Adhesi di uterus menyebabkan uterus mengalami retroversi, sedangkan adhesi di tuba fallopii menyebabkan gerakan spontan ujung-ujung fimbriae untuk membawa ovum ke uterus menjadi terhambat. Hal-hal inilah yang menyebabkan terjadinya infertil pada endometriosis.

(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta
Sperof, Leon. 2005. Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Lippincot Williams & Wilkins : Philadelphia. )

V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk membuktikan adanya endometirosis ini antara lain:
1. Uji serum
• CA-125
Sensitifitas atau spesifisitas berkurang
• Protein plasenta 14
Mungkin meningkat pada endometriosis yang mengalami infiltrasi dalam, namun nilai klinis tidak diperlihatkan.
• Antibodi endometrial
Sensitifitas dan spesifisitas berkurang
2. Teknik pencitraan
• Ultrasound
Dapat membantu dalam mengidentifikasi endometrioma dengan sensitifitas 11%
• MRI
90% sensitif dan 98% spesifik
• Pembedahan
Melalui laparoskopi dan eksisi.
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta )


VI. Terapi
Terapi yang dilakukan ditujukan untuk membuang sebanyak mungkin jaringan endometriosis, antara lain:
1. Pengobatan Hormonal
Pengobatan hormaonal dimaksudkan untuk menghentikan ovulasi, sehingga jaringan endometriosis akan mengalami regresi dan mati. Obat-obatan ini bersifat pseudo-pregnansi atau pseudo-menopause, yang digunakan adalah :
• Derivat testosteron, seperti danazol, dimetriose
• Progestrogen, seperti provera, primolut
• GnRH
• Pil kontrasepsi kombinasi
Namun pengobatan ini juga mempunyai beberapa efek samping.
2. Pembedahan
www.google.com
Bisa dilakukan secara laparoscopi atau laparotomi, tergantung luasnya invasi endometriosis.
(Scott, R James, dkk. 2002. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Widya Medica: Jakarta)


VII. WOC
Terlampir

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ENDOMETRIOSIS

1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
• Pernah terpapar agen toksin berupa pestisida, atau pernah ke daaerah pengolahan katu dan produksi kertas, serta terkena limbah pembakaran sampah medis dan sampah perkotaan.
b. Riwayat kesehatan sekarang
• Dysmenore primer ataupun sekunder
• Nyeri saat latihan fisik
• Dispareunia
• Nyeri ovulasi
• Nyeri pelvis terasa berat dan nyeri menyebar ke dalam paha, dan nyeri pada bagian abdomen bawah selama siklus menstruasi.
• Nyeri akibat latihan fisik atau selama dan setelah hubungan seksual
• Nyeri pada saat pemeriksaan dalam oleh dokter
• Hipermenorea
• Menoragia
• Feces berdarah
• Nyeri sebelum, sesudah dan saat defekasi.
• konstipasi, diare, kolik
c. Riwayat kesehatan keluarga
Memiliki ibu atau saudara perempuan (terutama saudara kembar) yang menderita endometriosis.
d. Riwayat obstetri dan menstruasi
Mengalami hipermenorea, menoragia, siklus menstruasi pendek, darah menstruasi yang bewarna gelap yang keluar sebelum menstruasi atau di akhir menstruasi.

2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
a. Gangguan rasa nyaman: nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit.
b. Resiko gangguan harga diri b.d infertilitas
c. Resiko tinggi koping individu / keluarga tidak efektif b.d efek fisiologis dan emosional gangguan, kurang pengetahuan mengenai penyebab penyakit.
d. Resiko tinggi gangguan citra tubuh b.d gangguan menstruasi
(Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta)

3. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d gangguan menstruasi, proses penjalaran penyakit
Kriteria Hasil :
• Klien mengekspresikan penurunan nyeri/ ketidaknyamanan
• Klien tampak rileks, dapat tidur dan istirahat dengan tepat




Read More............

Selasa, 14 Oktober 2008

CEDERA KEPALA

Cedera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasi - decelerasi ) yang merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan.


PATOFISIOLOGI

Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi.


Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi cerebral.

Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik.

Dalam keadaan normal cerebral blood flow (CBF) adalah 50 - 60 ml / menit / 100 gr. jaringan otak, yang merupakan 15 % dari cardiac output.
Trauma kepala meyebabkan perubahan fungsi jantung sekuncup aktivitas atypical-myocardial, perubahan tekanan vaskuler dan udem paru. Perubahan otonom pada fungsi ventrikel adalah perubahan gelombang T dan P dan disritmia, fibrilasi atrium dan vebtrikel, takikardia.

Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana penurunan tekanan vaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi . Pengaruh persarafan simpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol otak tidak begitu besar.

Untuk Lebih Lanjutnya Download Disini

Read More............

DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif .


Klasifikasi diabetes mellitus sebagai berikut :

  1. Tipe I : Diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM)
  2. Tipe II : Diabetes mellitus tidak tergantung insulin (NIDDM)
  3. Diabetes mellitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
  4. Diabetes mellitus gestasional (GDM)

Lengkap dengan Patofisiologi/Pathways, Pemeriksaan Penunjang dan lain-lain

untuk lebih lanjutnya Download disini


Read More............

Kanker Rahim

DEFINISI
Kanker Rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim). Kanker rahim biasanya terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60 taun. Kanker bisa menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh (misalnya kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah).

PENYEBAB
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan peningkatan kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker. Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. (faktor resiko adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk menderita suatu penyakit).

Wanita yang memiliki faktor resiko tidak selalu menderita kanker rahim, sebaliknya banyak penderita kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. Kadang tidak dapat dijelaskan mengapa seorang wanita menderita kanker rahim sedangkan wanita yang lainnya tidak.

GEJALA
Gejalanya bisa berupa:

  • Perdarahan rahim yang abnormal
  • Siklus menstruasi yang abnormal
  • Perdarahan diantara 2 siklus menstruasi (pada wanita yang masih mengalami menstruasi)
  • Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause
  • Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas 40 tahun)
  • Nyeri perut bagian bawah atau kram panggul
  • Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
  • Nyeri atau kesulitan dalam berkemih
  • Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.
Untuk Lebih Lanjut Download Disini

Read More............

Kemandulan

Kemandulan adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk mencapai kehamilan setelah selama 1 tahun melaksanakan hubungan seksual secara teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi.

Kemandulan primer adalah istilah yang digunakan jika pasangan suami istri sama sekali belum pernah memiliki anak. Jika sebelumnya pasangan suami istri pernah memiliki anak (minimal 1 kali kehamilan), tetapi kehamilan berikutnya belum berhasil dicapai, maka digunakan istilah kemandulan sekunder.

GEJALA


Gejalanya berupa:
Tidak kunjung hamil
Reaksi emosional (baik pada istri, suami maupun keduanya) karena tidak memiliki anak. Kemandulan sendiri tidak menyebabkan penyakit fisik, tetapi dampak psikisnya pada suami, istri maupun keduanya bisa sangat berat. Pasangan tersebut mungkin akan menghadapi masalah pernikahan (termasuk perceraian), depresi dan kecemasan.

PROGNOSIS


Sekitar 85-90% kasus, kemungkinan penyebabnya bisa diketahui. Pengobatan yang tepat (tidak termasuk teknik modern seperti fertilisasi in vitro) memungkinkan terjadinya kehamilan pada 50-60% pasangan yang sebelumnya didiagnosis mengalami kemandulan. Tanpa pengobatan, 15-20% kasus pada akhirnya akan mengalami kehamilan.

Untuk Informasi lebih download disini


Read More............

Senin, 13 Oktober 2008

Penyakit Pilonidal

DEFINISI
Penyakit Pilonidal adalah infeksi yang disebabkan oleh rambut yang melukai kulit di ujung atas dari celah diantara bokong.

Abses Pilonidal adalah pengumpulan nanah pada sisi yang terinfeksi.

Sinus Pilonidal adalah luka kering yang menahun pada sisi yang terinfeksi. Penyakit pilonidal biasanya terjadi pada pria muda kulit putih yang berambut lebat.


PENYEBAB
Penyebab dari penyakit pilonidal adalah rambut (bulu) yang mencederai kulit di ujung atas dari celah bokong.

GEJALA
Sinus pilonidal dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan.

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan di daerah bokong, dimana ditemukan lubang terowongan, yang berupa lubang kecil di dalam atau di samping daerah yang terinfeksi.

Untuk Lebih Lanjutnya Download disini


Read More............

Kanker Payudara

Kanker Payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Terdapat beberapa jenis kanker payudara:

  1. Karsinoma in situ artinya adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan kanker dini yang belum menyebar atau menyusup keluar dari tempat asalnya.
  2. Karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju ke puting susu. Sekitar 90% kanker payudara merupakan karsinoma duktal. Kanker ini bisa terjadi sebelum maupun sesudah masa menopause. Kadang kanker ini dapat diraba dan pada pemeriksaan mammogram, kanker ini tampak sebagai bintik-bintik kecil dari endapan kalsium (mikrokalsifikasi). Kanker ini biasanya terbatas pada daerah tertentu di payudara dan bisa diangkat secara keseluruhan melalui pembedahan. Sekitar 25-35% penderita karsinoma duktal akan menderita kanker invasif (biasanya pada payudara yang sama).
  3. Karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi setelah menopause. Kanker ini tidak dapat diraba dan tidak terlihat pada mammogram, tetapi biasanya ditemukan secara tidak sengaja pada mammografi yang dilakukan untuk keperluan lain. Sekitar 25-30% penderita karsinoma lobuler pada akhirnya akan menderita kanker invasif (pada payudara yang sama atau payudara lainnya atau pada kedua payudara).
  4. Kanker invasif adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker duktal dan 10% adalah kanker lobuler.
  5. Karsinoma meduler Kanker ini berasal dari kelenjar susu
  6. Karsinoma tubuler Kanker ini berasal dari kelenjar susu

Untuk lebih lengkapnya download disini

Read More............

Rabu, 24 September 2008

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE

Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.

Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) PH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

Lebih Lengkapnya [Patofisiologi] Download Disini

Read More............

Asuhan Keperawatan KLIEN dengan ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome)

Definisi
Gangguan paru yang progresif dan tiba-tiba ditandai dengan sesak napas yang berat, hipoksemia dan infiltrat yang menyebar dikedua belah paru.

Etiologi
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru baik secara langsung maupun tidak langsung.

Manifestasi Klinik
1. Peningkatan jumlah pernapasan
2. Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
3. Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan

Tujuan Keperawatan
1. Bernafas spontan dengan tidal volume adekuat
2. Suara nafas bersih/membaik
3. Bebas sari terjadinya komplikasi
4. Memandang secara realistis terhadap situasi
5. Proses penyakit, prognosis dan therapi dapat dimengerti

Lebih Lengkapnya [Patofisiologi] Download disini

Read More............

Senin, 07 April 2008

Ramping Dengan Cabai

Anda mungkin tahu, capasaicin sejenis senyawa yang memberi rasa pedas pada cabai, meningkatkan metabolisme sampai lebih dari 25%. Kini para periset National Chung Hsing University, Taiwan menenukan makanan yang dibumbui cabai melakukan sesuatu yang lebih baik lagi: membantu mengganti komposisi tubuh dari gemuk ke kurus dengan mensinyalkan sel-sel lemak yang belum matang untuk menghancurkan diri sendiri sebelum dapat berkembang.


Khasiat Lain Cabai
Ingredien aktif cabai juga menghambat kenaikan kadar gula darah selama 30 menit sesudah dikonsumsi sehingga mencegah ingin makan karbohidrat.

Read More............

Resep Jus Langsing

Resep Jus Ramuan ahli gizi Ann Louise Gittleman M.S.,C.N.S. ini kaya dengan ingredien hebat yang dapat melangsingkan.


Bahan :
* 2 Liter air cranberry
Cara membuat: Campur 250 ml jus cranberry yang tidak dimaniskan
[unsweetened] dengan 1.750 liter air atau 3 sendok makan cranberry
juice concentrate yang tidak dimaniskan dengan 1.750 ml air.

* 3/4 cup jus jeruk perasan segar
* 1/4 cup air jeruk lemon perasan segar
* 1/2 sendok teh kayu manis bubuk
* 1/4 sendok teh jahe bubuk
* 1/4 Sendok teh pala bubuk

Cara membuat :
* Campur semua bahan jus. Didihkan.
* Masukkan bumbu ke dalam tea ball [sejenis saringan berbentuk bola untuk
seduh teh]. Masukkan ke dalam jus. Jika ingin bumbu lebih berasa, masukkan
begitu saja ke dalam rebusan jus. Tutup. Didihkan 10-15 menit.

Catatan :
Jika ingin manis, tambahkan stevia sesuai selera.

Read More............

Kamis, 03 April 2008

Jus Delima Paling Sehat

sebuah Studi David Gelfen School of Medicine University of California Los Angeles menemukan, jus delima lebih kaya kandungan Phenolic dan Aktivitas antioksidan dibanding red wine, jus anggur Concord, Blueberry dan jus jeruk. Jus Delima mendapat nilai lebih tinggi dibanding minuman lainnya yang selama ini dikatakan kaya antioksidan seperti jus acai, teh putih dan teh hijau


Hasil studi diterbitkan dalam Journal of Agriculture and food pemimpin dalam kategori minuman sehat dengan menunjukkan aktivitas scavenging radikal-radikal bebas yang paling kompleks, perlindungan yang lebih besar terhadap kolesterol low-density lipoprotein dari oksidasi dan mengandung polyphenol tertinggi dibanding red wine dann beberapa jus lainnya.

indeks komposit potensi antioksidan jus delima paling sedikit 20 % lebih besar dibanding minuman lainnya yang diteliti dalam studi ini.

Read More............

Kamis, 27 Maret 2008

Nanas Pelangsing Tubuh

Nanas di luar negeri dikenal dengan sebutan pineaplle ini punya keunggulan yang patut diacungi jempol. Nanas bisa meluruhkan timbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Berkat nanas, tubuh yang semula gembul perlahan-lahan menjadi langsing dan singset.Bukan cuma itu. Buah yang kulitnya dipenuhi sisik emas ini membuat sistem pertahanan tubuh menjadi lebih solid. Kandungan vitamin A, vitamin C, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa,sukrosa, serta, dan enzim bromelain yang tersimpan dan buah nanas merupakan peluru tangguh yang bisa meng-KO serbuan penyakit-penyakit serius, seperti tumor, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah), dan beri-beri.
Nanas memang berpotensi menjadi tanaman obat. Menurut Dr. Setiawan Dalimartha dalam bukunya yang berjudul Atlas Tumbuhan Obat Indonesia,enzim bromelain dalam buah nanas berkhasiat sebagai antiradang, membantu melunakkan makanan di lambung, mengganggu pertumbuhan sel kanker, dan mencegah terjadinya penggumpalan darah (blood coagulation).
Kandungan serat nanas yang cukup tinggi, cocok mengobati sembelit. Makan buah nanas, sama artinya mengonsumsi obat pencahar (konstipasi). Efeknya, buang air besar yang tadinya tersendat, menjadi lancar kembali. Nanas juga cukup baik dikonsumsi oleh orang-orang yang sedang sakit. Dalam nanas terkandung zat-zat yang dapat meningkatkan penyerapan obat ke dalam tubuh.
Mengangkat sel kulit mati
Buah dan daun nanas bermanfaat pula membersihkan jaringan kulit yang mati (skin debridement). Sebuah percobaan yang dilakukan terhadap beberapa ekor tikus yang mengalami luka bakar memperlihatkan bahwa enzim dalam daun dan buah nanas dapat mengangkat jaringan kulit yang mati akibat luka bakar. Enzim ini terus bekerja sampai jaringan kulit yang sehat menampakkan diri.
Memetik Khasiat Nanas
Menurunkan berat badan
Sediakan 1 buah nanas yang tidak terlalu matang, kupas lalu cuci sampai bersih. Potong seperlunya, lalu jus atau parut, kemudian peras airnya. Agar air sari nanas diperoleh secara maksimal, peras dengan menggunakan potongan kain bersih. Minum air nanas sekaligus. Lakukan 2 kali sehari.
Sembelit
Pilih 3 buah nanas yang belum masak. Kupas dan cuci bersih. Parut atau jus, kemudian peras airnya. Minum air perasan nanas 2 kali sehari setelah makan. Masing-masing setengah gelas.
Radang tenggorokan
Sediakan 2 buah nanas masak. Kupas kulitnya, cuci sampai bersih, potong seperlunya, kemudian parut atau dibuat jus. Peras airnya. Minum 3 kali sehari, masing-masing 1/3 bagian.
Kembung atau rasa penuh di perut karena pencernaan terganggu
Minum jus nanas sekitar 30 menit sebelum makan. Lakukan 3 kali sehari sekitar masing-masing sebanyak 1/2 gelas (150 cc).
Cacingan
Pilih 1 buah nanas muda. Kupas lalu cuci sampai bersih, kemudian bilas dengan air masak lalu parut. Peras dan saring air parutan. Minumkan sedikit demi sedikit pada anak yang menderita cacingan.
Ketombe
Sediakan 1/2 buah nanas yang sudah masak. Kupas kulitnya, parut, peras lalu saring airnya. Tambahkan perasan 1 jeruk nipis ke dalam air nenas. Aduk rata. Kemudia gosokan pada kulit kepala yang berketombe. Lakukan sebelum tidur dan keramaslah keesokan harinya. Lakukan 2-3 kali dalam seminggu.
Radang kulit (Dermatitis)
Sediakan 1/2 buah nanas yang sudah masak. Kupas, cuci bersih, lalu parut. Gosokkan pada bagian kulit yang sakit. Lakukan pada malam hari menjelang tidur. Biarkan semalaman dan cucilah pada esok hari.
Luka bakar, gatal, bisul
Ambil beberapa helai daun nanas, cuci sampai bersih lalu tumbuk hingga halus. Balurkan pada bagian kulit yang sakit.
Keseleo atau Memar
Sediakan 1 buah nanas matang, kupas, cuci bersih, potong-potong seperlunya. Jus potongan nanas tadi, dan minum airnya sekaligus.
Efek samping nanas
Tidak semua orang bebas mengonsumsi nanas. Buah yang satu ini mempunyai efek samping
  1. Menggugurkan kandungan Nanas muda berpotensi sebagai abortivum atau sejenis obat yang dapat menggugurkan kandungan. Makanya, nanas sering digunakan untuk mengatasi haid yang terlambat. Wanita hamil disarankan untuk tidak mengonsumsi nanas muda.
  2. Memicu rematik Di dalam saluran cerna, buah nanas terfermentasi menjadi alkohol. Ini isa memicu kekambuhan rematik gout. Ini bisa memicu kekambuhan rematik gout. Penderita rematik dan radang sendi dianjurkan untuk membatasi konsumsi nanas.
  3. Meningkatkan gula darah Buah nanas masak mengandung kadar gula yang cukup tinggi. Penderita diabetes sebaiknya tidak mengonsumsi nanas secara berlebihan.
  4. Menimbulkan rasa gatal Terkadang sehabis makan nanas segar, mulut dan lidah terasa gatal. Untuk menghindarinya sebelum dimakan, rendamlah potongan buah nanas dengan air garam.

Read More............

Imunisasi Orang Dewasa

Imunisasi dapat mencegah penyakit seperti flu atau penyakit lainnya yang menimbulkan banyak kematian. Berikut, imunisasi yang harus didapatkan orang dewasa.

PNEUMONIA
Sejenis infeksi yang menyebabkan inflamasi paru dan dapat menyebar ke darah, telinga bagian tengah, dan sistem saraf
Yang Perlu Vaksin :
Orang dewasa di atas umur 65 atau semua orang dengan imunitas menurun atau kondisi kronik seperti diabetes, asma, atau penyakit kardiovaskular
Yang Perlu diketahui
Di Amerika, setiap tahun Pneumonia menewaskan lebih banyak orang dibanding jumlah semua penyakit lainnya yang dapat dicegah dengan vaksin.

CACAR AIR
Virus yang menyebabkan ruam lepuh seperti lesion, gatal, demam, lelah dan dapat menyebabkan infeksi parah. Juga dapat menyebabkan shingles pada orang dewasa.
Yang Perlu mendapatkan vaksin:
Orang-orang yang belum pernah terkena cacar air, terutama perempuan usia subur atau orang-orang yang secara teratur kontak dengan anak kecil.
Yang Perlu diketahui:
Vaksin baru yang disebut Zostavax dapat mencegah shingles pada orang umur 60 dan lebih tua yang sebelumnya pernah mendapat cacar air

Flu
Infeksi virus pada hidung, tenggorakan, dan paru Simptom antara lain sakit kepala, lelah, batuk kering, radang tenggorakan, hidung meler, sakit sendi.
Yang Perlu mendapatkan vaksin
Orang dewasa di atas umur 50, perempuan hamil selama musim flu, dan orang-orang yang merawat orang dengan penyakit serius.
Yang perlu diketahui:
Vaksin terdiri dari 2 jenis: suntikan atau semprotan hidung. Tanyakan dokter mana yang paling baik untuk Anda.

Read More............

Cara Mengatakan Tidak

Pria mengatakan tidak tanpa takut dinilai, jelas helen Robinson dalam Rage.
Perempuan takut mereka tidak dianggap baik. Pikirkan saat dimana Anda mengatakan ya padahal sebenarnya ingin berkata tidak. Kini, lihat diri Anda mengatakan tidak. Bayangkan reaksi orang lain dan respons Anda. Gunakan suara dan jangan memberi penjelasan atau alasan panjang lebar atau orang tersebut akan sadar, Anda sebenarnya merasa tak enak dan lalu mencoba mengubah pikiran Anda.

Read More............

Kiat Menenangkan Diri

Meredakan Stres
Di saat jengkel, marah dan sulit memikirkan solusi, coba tenangkan diri dan isi ulang energi dengan cara berikut :

  • Duduk nyaman di kursi atau di lantai, Punggung Tegak
  • Pejamkan kedua mata atau pandang satu titik di depan Anda.
  • Bernapas lewat hidung. Rasakan napas Anda ketika masuk dan keluar dari lubang hidung. pikirkan Anda mungkin melayang ke mana-mana, tapi Anda Bisa mengembalikannya secara lembut ke napas Anda
  • Anda mungkin merasa mengantuk. Hindari melakukan penenangan ini di saat energi rendah, misalnya tepat sesudah makan.
  • Memfokuskan perhatian ke dalam selama 20 menit per hari dapat menurunkan keresahan. Orang-Orang yang mempraktekkan meditasi ini selama 5 hari berturut-turut melaporkan mempunyai kadar energi yang lebih tinggi.

Read More............
 

Design By:
SkinCorner